PutuWijaya seorang sastrawan yang lahir di Bali ini telah banyak menghasilkan karya sastra nya khusunya di Indonesia. Putu wijaya terkenal dengan novel dan juga cerpen nya. Sastrawan hebat yang lahir di Bali ini mempunyai ciri khas disetiap hasil karya-karya nya. Salah satu karya nya Putu Wijaya yaitu cerpen Laki-Laki Sejati. Cerpen ini
Putu Wijaya, begitu nama yang lebih sering didengar oleh telinga. Sastrawan Indonesia yang sudah berusia 76 tahun ini memiliki nama asli I Gusti Ngurah Taksu Wijaya. Ya, dari namanya sudah terlihat bahwa beliau berasal dari Bali. Lahir dan besar di Tabanan, Bali lebih tepatnya, Putu Wijaya sudah memiliki hobi membaca buku sejak kecil. Beliau sangat tertarik dalam dunia sastra. Saat duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama, cerita pendek berjudul âEtsaâ yang ditulisnya berhasil dimuat di harian Suluh Indonesia, Bali. Beranjak ke Sekolah Menengah Atas, beliau mencoba hal baru yaitu mengikuti pementasan drama di Wijaya, sumber menyelesaikan SMA-nya di Bali, Putu Wijaya merantau ke Jogja, Kota Seni dan Budaya, untuk melanjutkan studinya di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada. Ketertarikanya pada sastra dan seni yang dalam mendorong beliau untuk belajar seni lukis di Akademi Seni Rupa Indonesia ASRI. Selain itu, beliau juga menyambi di Akademi Seni Drama dan Film ASDRAFI untuk menekuni seni drama. Tak hanya itu, di kota itu juga beliau turut ikut serta dalam Bengkel Teater yang diasuh oleh W. S. Rendra, seorang sastrawan yang namanya sudah besar di Indonesia. Putu Wijaya memutuskan untuk pergi ke Jakarta setelah mendapatkan gelar sarjana hukumnya pada tahun 1969. Di Jakarta, beliau bergabung dengan Teater Kecil dan Teater Populer sembari bekerja di majalah Tempo sebagai redaktur. Lama bekerja disana, Putu Wijaya mendirikan Teater Mandiri bersama rekan-rekan kerjanya pada tahun seorang sastrawan serta dramawan, Putu Wijaya sudah banyak mengeluarkan karya-karya yang tak terhitung novel dan naskah drama, ratusan esai, serta ribuan cerita pendek sudah ditulis Putu Wijaya sejak beliau masuk dalam dunia sastra. Beberapa novel yang telah beliau tulis antara lain Keok, Tiba-Tiba Malam, dan Dar Der Keok karya Putu Wijaya, sumber lupa beliau juga telah mementaskan puluhan teater di dalam maupun luar negeri. Salah satunya yaitu naskah Aum Roar yang dipentaskan di Madison, Connecticut, Amerika Serikat. Putu Wijaya juga tidak jarang ikut mementaskan naskah drama yang beliau tulis sendiri. Salah satunya yaitu naskah drama yang berjudul Lautan Bernyanyi pada tahun Guru, Karya Putu WijayaSaat saya mencari-cari cerpen untuk dibaca, saya berhenti pada satu cerpen berjudul Guru, karya Putu Wijaya. Mungkin bagi sebagian orang judul ini tidak menarik mata. Tapi, entah mengapa saya memutuskan untuk ini mengisahkan seorang bapak yang resah dan marah akan keinginan anaknya, Taksu. Bapak ini tidak senang bahwa Taksu bercita-cita menjadi guru. Menurutnya, guru merupakan pekerjaan yang tak memiliki masa depan, guru merupakan pekerjaan bagi orang yang gagal. Ia telah mencoba segala cara, seperti membelikan mobil untuk Taksu agar Taksu berubah pikiran untuk tidak bercita-cita sebagai guru lagi. Namun, usahanya gagal. Taksu tetap teguh bahwa ia ingin menjadi guru, tak peduli apa yang bapaknya katakan. Cerpen ini berakhir 10 tahun kemudian, sang bapak sudah tak lagi resah dan marah. Taksu telah menjadi guru. Guru bagi anak muda, bangsa dan negara karena telah menularkan etos selesai membaca cerpen "Guru" ini saya menyadari suatu hal. Bahwa di era sekarang, profesi guru masih kerap dipandang sebelah mata. Masih banyak orang seperti tokoh "bapak" pada cerpen Putu Wijaya ini dalam dunia nyata. Orang-orang yang menganggap bahwa guru bukanlah profesi yang patut cerpen ini saya dapat mengambil suatu pesan. Jika kita memiliki mimpi untuk masa depan kita, kita harus fokus terhadap mimpi tersebut dan menghiraukan segala perkataan negatif yang dilontarkan orang lain. Karena pada akhirnya, kita yang akan menjalani hidup kita sendiri, bukan mereka. Jika kita berhasil menggapai mimpi yang kita punya, orang lain dengan sendirinya akan menyadari kemampuan saya, cerpen Putu Wijaya ini merupakan cerpen yang patut diacungi jempol. Melalui cerpen ini beliau menceritakan hal yang nyata adanya di kehidupan masyarakat.
BACACERPEN "SETAN" Karya Putu Wijaya - Tifani Kautsar - Dapur Sastra mempersembahkan baca cerpen "SETAN", karya Putu Wijaya yang dibawakan oleh Tifani Kauts
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Putu Wijaya sudah tidak diragukan lagi dalam kazanah kesusastraan Indonesia. Karyanya banyak berkontribusi dalam bidang sastra. Puluhan novel, ribuan cerpen, dan esai sudah ia tulis mengisi ruang intelejensi. Putu Wijaya begitu getol dalam menulis, seakan tidak pernah kehabisan bensin. Tidak hanya piawai menulis, beliau juga begitu pandai melontarkan kritik. Hampir semua karya-karyanya berisi pesan sarat makna mengenai fenomena yang terjadi. Di usia senjanya kini, Putu masih tetap menulis. Produktivitas beliau tidak surut meski dalam kondisi sekian banyak karya Putu Wijaya, cerpennya yang berjudul Valentine dan Mayat menarik untuk dibaca. Karya Putu identik dengan kritik dan satir, serta memiliki corak âarus kesadaranâ dan âabsurdâ. Bukan cerita yang jadi poin utama dalam setiap karya Putu, melainkan pesan yang hendak disampaikan. Cerita dalam karya Putu bisa dikatakan hanya sebagai perantara pesan moral tersebut. Cerpen Valentineâ dan Mayatâ, selain ceritanya menarik, unsur pesannya pun begitu Valentineâ menceritakan seorang Pak Amat yang mengkiritik anaknya yang ikut-ikutan acara valentine. Pak Amat berpikir kalau itu bukan budayanya mereka. Setelahnya, Pak Amat pergi hendak cari makan dan bertemu dengan tukang sate langganannya. Tapi, tukang sate tersebut mengajak Pak Amat ke rumah Yuk Lee yang menggelar acara syukuran. Yuk Lee sendiri adalah seorang keturunan Tionghoa. Tidak terasa, Pak Amat larut dalam acara tersebut. Selain makan puas, Pak Amat pun mendapat amplop yang berisi uang. Setelah di rumah, Pak Amat justru memberi uang kepada anaknya untuk memberli baju untuk acara valentine, tapi semuanya sudah kadung terlambat. Dari ringkasan cerita di atas, terlihat bahwa sifat yang digambarkan pada Pak Amat adalah hipokrit. Pak Amat yang sedari awal mengkritik valentine, yang mengatakan itu bukan budaya mereka, justru malah berpartispasi dalam acara syukurannya Yuk Lee yang notabene seorang Tionghoa. Sikap munafikâ pada tokoh Pak Amat diceritakan dengan menggelitik. Bila dicermati, cerpen tersebut membuka arus kesadaran, bahwa sikap hipokrit itu ada pada setiap individu. Hipokrit juga sekiranya mengandung unsur kebohongan seperti misalnya saat makan dan dibayar oleh teman, tapi kita menolak karena merasa tidak enak. Padahal kalau tidak menolak, uang kita pasti masih utuh. Kadang hipokrit itu justru merugikan kita sendiri. Arus kesadaran terkandung dalam cerpen Valentineâ, memperjelas kesadaran bahwa kita pun pernah bersikap seperti tokoh Pak Amat. Walaupun masih dalam skala kecil, tapi sifat dan sikap sepertinya itu memang murni dimiliki setiap orang. Pesannya adalah, boleh-boleh saja berlaku hipokrit, asal tidak ketahuan dan merugikan pihak dalam Karya Putu WijayaCiri Khas Putu Wijaya dalam karya-karyanya salah satunya adalah absurditas. Cerita absurd tergolong sulit diterima akal sehat. Hal-hal di luar nalar manusia kadang menjadi santapan empuk bagi Putu. Boleh dikatakan, lewat keabsurdan itu Putu lebih mudah menyampaikan pesan dalam ceritanya. Sekali lagi, dalam karya Putu, pesan yang utama, cerita nomor sekian. Seperti dalam cerpen berjudul Mayatâ yang memberi kesadaran kepada kita alangkah bijaknya kalau bisa Mayatâ menceritakan mayat yang bangkit dari kubur. Hendak membalaskan dendam kepada orang-orang yang hidup senang dengan memanfaatkannya. Ketika itu juga mayat tersebut datang ke kantor media dan menuliskan uneg-uneg di komputer. Lalu datang penjaga malam yang berjaga menghampiri mayat tersebut. Lalu mereka berdua bercerita tentang masing-masing, dan penjaga malam itu ternyata juga adalah mayat. Tetapi, kondisi penjaga malam itu lebih parah ketimbang mayat yang mengeluh itu. Penjaga malam itu malahan tidak mendapat tempat yang layak, dalam hal ini tidak dikubur sewajarnya. Lain halnya dengan mayat yang sudah dikubur dan mendapat tempat yang layak. Apalagi hal yang tidak bisa diterima mayat itu bahwa ada yang menderita daripadanya? Dari cerpen tersebut, pesan yang ingin disampaikan Putu adalah kita harus beryukur dengan apa yang sudah kita dapatkan. Walaupun dirasakan kurang, tapi ada yang masih berada di bawah kita. Jangan menutup mata dan pikiran akan kebenaran yang terjadi. Dunia bukan ajang untuk memamerkan kegelapan cara pandang. Di atas langit masih ada langit, jadi beryukurlah dengan apa yang sudah dimiliki. Tokoh mayat dijadikan ilustrasi sebagai alusi bahwa hal yang ada saat ini toh tidak dibawa sampai kedua cerpen karya Putu Wijaya ini tidak jauh dari pesan moral kita sebagai makhluk sosial. Manusia dengan individunya yang subjektif, kadang dituntut untuk bersikap objektif. Banyak dari manusia itu sendiri tidak menyadari apa yang telah dijalani, tapi menuntut ke sana ke mari seolah merasa tidak diadili. Begitu pun dengan sifat hipokrit kita yang kerap menimbulkan perselisihan dan beda pendapat. Kadang masalah pribadi dilibatkan ke orang lain seolah tidak ingin sendiri merasakan penderitaan. Cerpen Valentine jelas terlihat sikap Pak Amat yang bisa dibilang menelan ludahnya sendiri. Begitu pun cerpen Mayat yang membuka kesadaran bahwa masih ada yang lebih malang dari adalah makhluk yang tidak pernah puas. Selama masih punya pedal gas, pedal rem pun kadang dilupakan. Dua komponen vital yang mesti bersinergi dan berkesinambungan. Alangkah bijaknya kalau kita sebagai manusia tidak hanya berpikir bagaimana caranya maju, tetapi juga berhati-hati, dan tahu kapan harus berhenti. Lihat Cerpen Selengkapnya
SistemPengarang, Penerbit, dan Pembaca Cerpen Indonesia di Yogyakarta pada Masa Awal Orde Baru by Tirto Suwondo Download Free PDF Download PDF Download Free PDF View PDF
Daftar isi1. Film Perawan Desa2. Kembang Kertas3. Ramadhan dan Ramona4. Dr. Karmila5. Bayang-bayang Kelabu6. Sepasang Merpati7. TelegramSastrawan Putu Wijaya memiliki nama lengkap I Gusti Ngurah Putu Wijaya. Putu Wijaya lahir di Puri Anom Tabanan, 11 April 1944 yang tahun ini berusia 77 tahun. Putu Wijaya dikenal sebagai sastrawan serba bisa, ia adalah seorang pelukis, penulis drama, cerpen, esai, skenario film, novel dan scenario Wijaya merupakan anak bungsu dari lima saudara seayah dan tiga saudara seibu. Putu Wijaya lahir dari pasangan I Gusti Ngurah Raka dan Mekel Ermawati. Kecintaan Putu Wijaya pada dunia sastra sudah terlihat sejak ia masih muda. Tulisan pertamanya ialah sebuah cerpen berjudul âEtsaâ yang akhirnya dimuat di Harian Suluh Indonesia, Bali. Wijaya sempat tampil dalam pementasan Teater Populer kemudian bergabung dengan Teater Mandiri yang didirikan pada tahun Wijaya telah menulis sekitar 30 novel, 40 naskah drama, sekitar seribu cerpen, ratusan esai, artikel lepas, kritik drama, skenario film dan sinetron. Sejak memimpin Teater Mandiri tahun 1971, Putu Wijaya telah mementaskan berbagai lakon baik di dalam maupun luar negeri. Sebagai seorang penulis skenario Putu Wijaya telah dua kali meraih penghargaan Piala Citra di Festival Film Indonesia FFI. Sejumlah karya Putu Wijaya bahkan diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa asing seperti Belanda, Inggris, Rusia, Perancis, Jepang, Arab dan Thailand. Berikut pembahasan mengenai beberapa karya terkenal Putu Film Perawan DesaPerawan Desa adalah film yang dirilis pada tahun 1980 dengan disutradarai oleh Frank Rorimpandey. Film ini sebenarnya merupakan rekonstruksi dari peristiwa nyata yang menimpa seorang gadis desa yang bernama Sum Kuning. Peristiwa yang menimpa Sum Kuning terjadi sepuluh tahun sebelumnya. Dalam film diceritakan bahwa Sum Kuning adalah seorang gadis desa belia penjual telur. Dikatakan pada tahun 1970 Sum Kuning mengalami tindak asusila berupa pemerkosaan yang dilakukan oleh anak dari seorang tokoh ini menjadi berita besar yang berkembang di masyarakat kala itu. Hal itu karena kesulitan yang dialami oleh pihak penegak hukum dalam membongkar kasus tersebut. Karena suatu paksaan dan suap, Sum Kuning tidak melaporkan hal tersebut. Kemudian kejadian berbalik karena Sum Kuning dipaksa mengaku bahwa semua yang ia katakana adalah kebohongan demi mencari popularitas. Seorang tukang bakso keliling pun menjadi kambing hitam dan dipaksa untuk mengakui dirinya sebagai ini awalnya diberi judul Balada Sum Kuning namun karena protes dari beberapa pihak di Yogya, akhirnya judulnya diganti berjudul Perawan Desa. Pada akhir film ini diceritakan bahwa akhirnya Sum Kuning dibebaskan dan para pemerkosanya Kembang KertasKembang Kertas merupakan film Indonesia yang disutradarai oleh Slamet Rahardjo dan diangkat dari novel dengan judul yang sama karya Putu Wijaya. Film Kembang Kertas meraih penghargaan dalam Piala Citra sebagai Film Terbaik dan Sutradara Terbaik pada Festival Film Indonesia tahun ini berfokus pada Prabowo yang pada film ini diperankan oleh Zaenal Abidin. Prabowo beserta istri dan kedua orang putrinya. Keluarga Prabowo adalah keluarga berada yang tinggal di rumah mewah hingga akhirnya nasib mereka tiba-tiba berubah dan harus pindah ke rumah susun. Hal ini dikarenakan Prabowo yang didorong oleh istrinya untuk melakukan bisnis berbahaya yang kemudian gagal dan membuat dirinya dijebloskan ke penjara. Kemudian datanglah Wahyuni, rekan Prabowo untuk membantu dan membebaskannya. Wahyuni ada janda yang menaruh hati pada sosok ini merupakan film dengan tema yang sederhana dan mengangkat masalah keluarga yang lumrah ditemui di Ramadhan dan RamonaFilm ini merupakan film komedi yang disutradarai oleh Chaerul Umam dan dirilis pada tahun 1992. Film ini diperankan oleh pasangan Djamal Mirdad sebagai Ramadhan dan Lydia Kandou sebagai Ramona serta Sylvana Herman sebagai para pemeran utama. Film ini meraih lima Piala Citra pada Festival Film Indonesia tahun ini mengisahkan tentang anak orang kaya yang mencari jati diri. Ialah Ramona yang menyelami kehidupan rakyat kecil dan Ramadhan putra bangsawan Malaysia yang bekerja sebagai pegawai biasa. Mereka kemudian saling jatuh hati dan mengetahui latar belakang masing-masing. Ramona awalnya menolak namun Ramadhan terus ini berakhir dengan bahagia dan di dalam film diselipkan berbagai intrik kehidupan seperti wanita hamil yang ditinggal pacarnya dan perlakuan tidak adil dalam dunia Dr. KarmilaDr. Karmila adalah film yang disutradarai oleh Nico Pelamonia dan mendapat nominasi sutradara dan aktris terbaik dalam FFI tahun ini mengisahkan tentang mahasiswa kedokteran yang sudah bertunangan bernama Karmila. Pada suatu pesta Karmila terjebak dan diperkosa seorang pria bernama Feisal. Karmila akhirnya menikah dengan Feisal dengan syarat akan bercerita ketika anaknya lahir dan cukup umur. Ketika waktunya tiba, Karmila hendak berangkat ke luar negeri untuk melanjutkan pendidikan dan mendapat kabar bahwa anaknya sakit. Karmila kemudian kembali dan hatinya luluh pada sang anak. Karmila kemudian menetap, menolak mantan tunangannya dan menjadi istri dan ibu yang baik bagi Feisal dan Bayang-bayang KelabuFilm ini dirilis pada tahun 1979 dan disutradarai oleh Frank Rorimpandey. Bercerita mengenai keluarga Duta Besar yang kembali ke Indonesia. Keluarga ini terdiri ayah, ibu dan tiga orang anak. Semuanya memiliki masalah masing-masing yang membuat mereka sulit menjalani kehidupan dengan normal. Namun pada akhirnya semua tokoh kembali pada kenyataan Sepasang MerpatiPutu Wijaya berperan sebagai sutradara dalam film yang diangkat dari novel asing berjudul âYou and Me, Babyâ. Bercerita mengenai Joko dengan ekonomi yang tidak mampu dan Lana yang hidup dalam kekayaan keluarga. Mereka saling jatuh cinta. Joko hidup dengan menulis lagu dan kemudian menjadi sukses serta kaya raya, sedangkan Lana meninggalkan kekayaan keluarga dan hidup secara TelegramTelegram merupakan novel karya Putu Wijaya yang diterbitkan tahun 1973. Novel ini dikatakan menjadi pionir penggabungan cerita fantasi dan kehidupan nyata. Novel ini hendak mengemukakan ketegangan antara kenyataan dan khayalan dan suatu hal yang tidak dapat terelakan yaitu kematian.
Maaf By admin at 17 October, 2010, 05:02. Pada hari raya Idul Fitri muncul tamu yang tak dikenal di rumahku. Aku pura-pura saja akrab, lalu menerimanya dengan ramah tamah. Terjadi percakapan. Mula-mula sangat seret, sebab aku sangat berhati-hati jangan sampai kedokku terbuka. Di samping itu, diam-diam aku berusaha keras untuk membongkar
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Karya sastra adalah salah satu jenis karya seni yang mengungkapkan pikiran, perasaan, pengalaman, dan daya khayal seorang pengarang. Karya sastra sering kali menggunakan bahasa yang kreatif dan dipilih secara hati-hati untuk menciptakan efek emosional atau artistik pada pembacanya. Dengan melihat dan mendengarkan sebuah karya sastra yang indah, maka keindahan tersebut dapat menggetarkan sukma serta menimbulkan pandangan hati, seperti keharuan, kemesraan, dan kebencian bagi penikmatnya. Hasil dari karya sastra baik yang berupa puisi, prosa, maupun drama telah kita ketahui bersama bentuknya. Salah satu karya sastra prosa ialah drama. Drama merupakan salah satu genre sastra yang hidup dalam dunia, yaitu âSeni sastra dan seni pertunjukan atau teaterâ. Salah satu pementasan drama yang membuat hati penonton terpukau, yaitu drama âTrikâ yang dipentaskan oleh DIK 4-A, Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Dengan dosen pembimbing yang mendampingi selama melakukan persiapan pementasan drama sampai hari pementasan tiba, yaitu Ibu Dr. Suci Sundusiah, Pementasan drama tersebut dilaksankan pada hari Kamis, 25 Mei 2023 di Gedung Amphiteater UPI. Drama âTrikâ merupakan adaptasi cerita pendek âTrikâ karya Putu Wijaya. Putu Wijaya merupakan sosok sastrawan yang hebat dengan segudang karya yang ia hasilkan. Naskah drama âTrikâ ditulis oleh Hana Alifia Az Zahra dan Yusriyyah Rohadatul âTrikâ menceritakan tentang sosok perempuan bernama Nyonya Baron yang ingin menjadi penguasa di suatu hunian. Konflik cerita ini bermula ketika Nyonya Baron mengundang Pak Amat selaku ketua RT dan istrinya Bu Amat untuk datang kerumahnya membicarakan suatu persoalan. Sementara itu, Taksu dan Katsu yang mengetahui hal tersebut menaruh rasa curiga kepada Pak Amat, Bu Amat, dan khususnya kepada Nyonya Baron. Mereka menduga bahwa ketiga orang tersebut sedang merencanakan hal buruk terhadap hunian mereka. Ternyata dugaan tersebut benar adanya. Selain ingin menitipkan sebuah kunci dan memberikan amplop yang berisi cek sebesar Rp kepada Pak Amat dan Bu Amat. Nyonya Baron juga menjelaskan bahwa ia ingin membangun sebuah proyek besar atau yang ia sebut dengan mega proyek di daerah tersebut yang nantinya akan membuka lapangan kerja bagi masyarakat, setidaknya dapat meningkatkan derajat masyarakat hunian tersebut menjadi lebih baik. Setelah itu, konflik puncak terjadi seiring dengan adanya mega proyek yang direncanakan oleh Nyonya Baron lantas membuat masyarakat mulai merencanakan perlawanan dengan membakar rumah Nyonya Baron agar ia keluar dari hunian mereka. Adanya tarian yang dilakukan oleh penari di atas panggung pementasan menjadi representasi bahwa mereka membakar dan menghancurkan rumah Nyonya Baron hingga ludes terbakar. Pak Amat dan Bu Amat merasa kebingungan dan takut disalahkan atas terjadinya hal tersebut. Setelah mengetahui kejadian itu, Nyonya Baron mempertanyakan keberadaan kunci miliknya karena ia sangat khawatir jika kunci tersebut hilang dan ternyata kunci itu tidak hilang, Bu Amat lah yang menemukannya. Kemudian Nyonya Baron memberikan paper bag yang berisi amplop kepada Pak Amat dan Bu Amat yang nantinya akan diberikan kepada masyarakat sebagai modal usaha. 1 2 Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Masakdiam saja. Betul, kata Ami, sekarang baru tari-tarian, kalau kita diam saja, nanti kepala kita akan diambil!". "Jangan melebih-lebihkan begitu. Lagipula kita kan punya tetangga yang mantunya orang Malaysia. Kalau mereka dengar, anak kita marah-marah sama Malaysia, bisa-bisa mantunya tersinggung.".
Putu Wijaya, begitu nama yang lebih sering didengar oleh telinga. Sastrawan Indonesia yang sudah berusia 76 tahun ini memiliki nama asli I Gusti Ngurah Taksu Wijaya. Ya, dari namanya sudah terlihat bahwa ia berasal dari Bali. Lahir dan besar di Tabanan, Bali lebih tepatnya, Putu Wijaya sudah memiliki hobi membaca buku sejak kecil. Ia sangat tertarik dalam dunia sastra. Saat duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama, cerita pendek berjudul Etsa yang ditulisnya berhasil dimuat di harian Suluh Indonesia, Bali. Beranjak ke Sekolah Menengah Atas, ia mencoba hal baru yaitu mengikuti pementasan drama di sekolahnya. Setelah menyelesaikan SMA-nya di Bali, Putu Wijaya merantau ke Jogja, Kota Seni dan Budaya, untuk melanjutkan studinya di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada. Ketertarikannya pada sastra dan seni yang dalam mendorongnya untuk belajar seni lukis di Akademi Seni Rupa Indonesia ASRI. Selain itu, ia juga menyambi di Akademi Seni Drama dan Film ASDRAFI untuk menekuni seni drama. Tak hanya itu, di kota itu juga ia turut serta dalam Bengkel Teater yang diasuh oleh W. S. Rendra, seorang sastrawan yang namanya sudah besar di Indonesia. Putu Wijaya memutuskan untuk pergi ke Jakarta setelah mendapatkan gelar sarjana hukumnya pada tahun 1969. Di Jakarta, ia bergabung dengan Teater Kecil dan Teater Populer sembari bekerja di majalah Tempo sebagai redaktur. Lama bekerja di sana, Putu Wijaya mendirikan Teater Mandiri bersama rekan-rekan kerjanya pada tahun 1974. Karya-karya Putu Wijaya. Sebagai seorang sastrawan serta dramawan, Putu Wijaya sudah banyak mengeluarkan karya-karya yang tak terhitung jumlahnya. Berpuluh-puluh novel dan naskah drama, ratusan esai, serta ribuan cerita pendek sudah ditulis Putu Wijaya sejak ia masuk dalam dunia sastra. Beberapa novel yang telah beliau tulis antara lain Keok, Tiba-Tiba Malam, dan Dar Der Dor. Tak lupa ia juga telah mementaskan puluhan teater di dalam maupun luar negeri. Salah satunya yaitu naskah Aum Roar yang dipentaskan di Madison, Connecticut, Amerika Serikat. Putu Wijaya juga tidak jarang ikut mementaskan naskah drama yang ia tulis sendiri. Salah satunya yaitu naskah drama yang berjudul Lautan Bernyanyi pada tahun 1969. Cerpen Guru karya Putu Wijaya. Saat saya mencari-cari cerpen untuk dibaca, saya berhenti pada satu cerpen berjudul Guru karya Putu Wijaya. Mungkin bagi sebagian orang judul ini tidak menarik mata. Tapi, entah mengapa saya memutuskan untuk membacanya. Cerpen ini mengisahkan seorang bapak yang resah dan marah akan keinginan anaknya, Taksu. Bapak ini tidak senang bahwa Taksu bercita-cita menjadi guru. Menurutnya, guru merupakan pekerjaan yang tak memiliki masa depan, guru merupakan pekerjaan bagi orang yang gagal. Ia telah mencoba segala cara, seperti membelikan mobil untuk Taksu agar Taksu berubah pikiran untuk tidak bercita-cita sebagai guru lagi. Namun, usahanya gagal. Taksu tetap teguh bahwa ia ingin menjadi guru, tak peduli apa yang bapaknya katakan. Cerpen ini berakhir 10 tahun kemudian, sang bapak sudah tak lagi resah dan marah. Taksu telah menjadi guru. Guru bagi anak muda, bangsa, dan negara karena telah menularkan etos kerja. Setelah selesai membaca cerpen Guru ini saya menyadari suatu hal. Bahwa di era sekarang, profesi guru masih kerap dipandang sebelah mata. Masih banyak orang seperti tokoh "bapak" pada cerpen Putu Wijaya ini dalam dunia nyata. Orang-orang yang menganggap bahwa guru bukanlah profesi yang patut diidamkan. Melalui cerpen ini saya dapat mengambil suatu pesan. Jika memiliki mimpi untuk masa depan, kita harus fokus terhadap mimpi tersebut dan tak menghiraukan segala perkataan negatif yang dilontarkan orang lain. Karena pada akhirnya, kita yang akan menjalani hidup kita sendiri, bukan mereka. Jika berhasil menggapai mimpi yang kita punya, orang lain dengan sendirinya akan menyadari kemampuan kita. Menurut saya, cerpen Putu Wijaya ini merupakan cerpen yang patut diacungi jempol. Melalui cerpen ini ia menceritakan hal yang nyata adanya di kehidupan masyarakat.
RA S A. Karya: Putu Wijaya. Memandangi koran, melahap foto doktor termuda Indonesia I Gusti Ayu Diah Werdhi Srikandi WS, 27 tahun, mataku tidak berkedip. "Cantik, badannya bagus, senyumnya mempesona," gumanku memuji. "Kalau aku masih muda, aku akan datang kepadamu dan langsung melamar.". Ami yang sejak tadi di belakangku nyeletuk
Cerpen Karangan Nerinda Ayu Sekar ArumKategori Cerpen Cinta, Cerpen Fantasi Fiksi, Cerpen Jepang Lolos moderasi pada 26 December 2017 âDi mana aku?!â Senyap dan Hening yang aku rasakan.. Sekarang Yang aku dengar hanya suara detakan jarum jam. Tak beberapa lama suara itu menghilang. Bagai di tengah malam yang kelabu tanpa seorang pun di sana. Kaki ini bergetar, Dinginnya angin sangat menusuk kulit. Aku melihat seberkas cahaya yang sangat menyilaukan. Sinar itu sangat terang, sampai aku tak sanggup melihatnya dan menggunakan kedua tanganku untuk menutupi mata. Aku berpikir âApa ini yang dinamakan sepinya kehidupan?â Sinar itu kemudian mulai meredup dan mulai menjauh. Aku mencoba mengejarnya sekuat tenaga, sekuat yang aku bisa. Aku terus berlari⌠âAku ingin keluar dari kesepian ini.â Kukerahkan seluruh tenagaku untuk berlari. Aku terjatuh. Aku tak sanggup, kakiku terasa berat. sekarang Air mataku menetes. Sinar redup itu pun telah menghilang.. Aku kembali bangkit, aku bejalan kesana kemari tanpa arah berharap bisa berjumpa dengan cahaya yang menghangatkan itu. Kakiku terasa sangat letih. Aku ingin menyerah tapi semangatku muncul kembali. Aku melihat sebuah pohon yang becahaya, dedaunannya dihiasi oleh kelopak bunga berwarna pink seperti bunga sakura. Mataku tertuju pada pohon itu. Aku paksakan kakiku yang sudah letih menuju ke pohon itu. Tepat di bawahnya, aku merasakan kehangatan, sangat hangat dan kemudian ingatanku pergi ke masa lalu. âAku kenal kehangatan ini, ini seperti kehangatan yang diberikan mereka disaat aku dilahirkan, kasih sayang yang mereka berikan. Iya aku tak sendirian, aku masih mempunyai mereka. Ayah, ibu, keluarga dan mereka yang menyayangiku. Sekarang yang harus aku lakukan adalah BANGKIT dari dunia yang sangat sepi ini.â Sehelai daun bercahaya jatuh tepat di atas kepalaku dan menghilangkan sekelebat masa lalu itu sejenak. Aku tersadar dan segera akan menggambil daun itu. Namun dari arah belakang aku merasakan ada seseorang yang membantuku untuk mengambil daun itu. Aku menoleh ke belakang, orang itu bersinar bak cahaya yang kutemui tadi, Cahaya yang sangat menyilaukan. Tak beberapa lama, cahayanya memudar dan aku tampak sangat familiar dengan orang itu. Saat aku mencoba mengingatnya, kepala ini semakin terasa sakit. Rasanya seperti menginggat seseorang yang sama sekali tidah pernah aku temui. Di dunia mimpi ini semua memori ingatanku terasa terformat secara otomatis. Aku tak bisa mengingatnya. âHai!â Serunya. âApa yang kau lakukan di siniâ tambahnya. Aku terdiam sesaat. âAku tak tau. Saat tersadar aku sudah berada di dunia ini. Aku sendirian kemudian aku melihat sebuah cahaya. Dan cahaya itu, cahaya itu yang menuntunku ke siniâ tuturku. Pemuda itu terdiam. âAku juga mengalami hal yang sama sepertimuâ sahutnya. Aku sangat kaget âBenarkah? Lalu untuk apa cahaya itu membawa kita ke sini?â tanyaku. âUntuk mempertemukan kita. Apa kau tidak mengingatku Rei-Chan?â tanya pemuda itu dengan yakin seolah kita memang sudah saling kenal. Aku tertunduk lesu. âGomen. Aku benar-benar tidak mengingatnyaâ jawabku dengan penuh rasa penyesalan. âTak apa. Jangan renungi apa yang memang tidak kamu ingatâ kata pemuda itu memberiku sedikit semangat. âlalu apa yang akan kita lakukan di sini?â tanyaku. âMenjalani kisah kitaâ pemuda itu tersenyum. Kelopak bunga berjatuhan seperti salju yang menyejukkan. Pemuda itu mendekat ke arahku. Kemudian dia memelukku dari arah belakang. âRei-Chan apa engkau tidak mengingat pelukan iniâ bisiknya. Pelukan ini sangat menenangkan dan penuh kehangatan. Membuatku tak ingin terlepas darinya. Aku merasa sangat dekat dengannya. Seolah dia adalah orang yang selalu menjadi penyemangatku. âJika kau tak mengingatnya, tak mengapa. Aku tak menginginkan semua waktuku tersita hanya untuk mengulang semuanya karena WaktuKu tak lama. Aku akan segera pergi dan melanjutkan semuanyaâ ucapnya. âHa? Apa maksudmu? Apa engkau akan meninggalkanku di dalam kehidupan tak berarti ini?â jawabku. Kemudian dia menggengam tanganku. âTidak, percayalah. Walau engkau tak mengenalku tapi diriku akan selalu ada di dalam hatimuâ ucap pemuda itu dengan penuh keyakinan. âMengapa? Mengapa engkau begitu yakin dengan itu?â âKarena kita saling mencintai!â tegas pemuda itu. Pemuda itu memelukku dengan erat. Pelukannya sangat menenangkan dan penuh kehangatan cinta. Aku tak ingin terlepas darinya, semuanya sangat nyaman Aku tak ingin semua ini berakhir. aku kenal dengan semua ini. âHikari-sanâ teriakku. âSyukurlah engkau mengingatku. Tapi waktuku telah habis. Semoga bahagia selaluâ jawabnya. Aku mengingat semuanya. Tapi dia tiba-tiba melepaskan pelukannya. Dia menjauh dariku. Dia tampak bercahaya. Sinarnya menenggelamkannya, itu tampak sangat jelas. Dia menjauh bersama sinar yeng memudar. âHei, ke mana kamu akan pergi?â Sepontan aku berteriak. âApa kamu akan meninggalkanku? Aku akan sendirian. Kumohon jangan pergiâ aku terus berteriak sambil meneteskan air mataku. Dan semuanya lenyap. Sudah hampir 1 jam aku berputus asa, Aku tak akan hanya tinggal diam di sini, akan kukerahkan seluruh tenagaku untuk berlari mencari jalan keluar dari semua mimpi buruk ini. Aku terus berlari dan âŚâŚ Aku teratuh dalam sebuah lubang yang gelap dan sangat dalam, lubang itu seperti tak mempunyai titik dangkal, aku seperti melayang pada hamparan kosong di lubang yang tak berujung itu. Kemudian mataku menjadi sangat berat yang membuatku tak sanggup terjaga. âM-MamaâŚâ Ucapan ini yang pertama kusahutkan, saat kucoba buka bola mataku, aku tak bisa melakukannya. Semua masih sama, terlihat gelap. Tapi Kemudian ada sahutan dari arah samping kananku âTerimakasih Yaa Rabkuâ ucapnya pertamakali âakhirnya kamu sadar juga nakâ sahutnya lagi. âMa apakah itu engkau?â tanyaku. âIya Oshi sayangâ ucap Mama sambil menggenggam tanganku. âSekarang kita ada di mana Ma? Kenapa semuanya gelap?â âKita ada di rumah sakit sayang, dan kamu abis ngalamin koma seminggu terakhir ini. Apa kamu enggak inget kecelakaan itu?â tanya mama membuatku heran. âUmmmâ Aku berpikir sejenak. âiyaa, aku sekarang menggingatnya. Ma, apa aku mengalami kebutaan?â tanyaku âEnggak kok sayang, ini semua akan baik-baik saja. Ada pemuda yang mau mendonorkan kedua bola matanya untukmuâ âDia adalah orang yang kamu sayang tapi dia juga orang yang udah kamu sakiti, sayangâ âHah? Apa dia hikari?â tanyaku. âIya sayang, kamu benar.â âMa.. bisakah aku menemuinya sesegera mungkin? Aku ingin meminta maafâ âBaiklah sayang, mama akan segera bertemu dengannya dan memintanya untuk bertemu denganmuâ jawab mama sambil tersenyum. â âHei gadis brengsek!! Apa yang kamu lakukan dengan kekasihku? Apa kamu akan berusaha merebutnyaâ Seluruh pikiranku diselimuti oleh kebencian terhadapnya. Teman terbaikku, yang aku percayai ternyata menusukku dari belakang. Aku melihatnya berpelukan dengan kekasihku, dan wajah temanku itu tampak sangat bahagia. âApa maksud kamu Rei?.â âgak usah pura-pura gak tau dehh. Tadi siang aku melihatmu sedang memeluknya di lorong sekolah? Jawab dengan jujur, Apa kamu menyukainya?.â âJika iya memangnya mengapa?.â âAku gak nyangka ya kalau kamu nusuk aku dari belakang! Sekarang aku percaya kalau Pembunuh paling berbahaya itu adalah sahabatmu sendiri.â âAku sering curhat dengan dia, begitupun sebaliknya. Dia cerita kalau kamu itu sekarang berubah, kamu kasar, posesif dan egois!â âKamu Jangan asal gomong dong! Dia gak mungkin bilang gitu, karena kita udah saling bilang kalau ada masalah bakal kita selesaiin baik-baikâ Kemudian hikari datang dari arah belakangku âTunggu dulu akira, aku gak pernah curhat sama kamu! Tadi siang kamu sendiri yang minta dipeluk. karena kamu lagi sedihâ âYa ampun.. kamu tega ya, akira. Aku gak nyangka banget. Kamu juga kenapa mau aja dipeluk sama dia. Atau kamu juga suka sama dia. Yaudah lah sekarang terserah kalian aja. Aku gak peduli lagi. Hikari-san yang terhormat, aku minta putusâ aku segera berlari meninggalkan mereka sambil menagis. âTunggu dulu rei.. rei..â teriak hikari Aku sangat marah, aku meluapkan kemarahanku di sepanjang perjalanan pulang. Pikiranku dibutakan oleh cinta dan kebencian. âBrakkkkkkâ kecelakaan tak terhindarkan terjadi, aku tak sadarkan diri dan kemudian berada dimasa koma. â Senja sore ini tampak begitu indah. Aku menunggu seseorang di bawah sebuah pohon yang berdahan rimbun berwarna hijau. Langit orange mewarnai birunya langit yang membuat suasana menjadi sedikit menjadi tenang. kemudian seseorang yang kutunggu datang, dia datang sendirian menggunakan tongkat peraba. Sungguh melihatnya seperti itu membuatku sanggat bersalah, aku sungguh bodoh dan memang egois. Aku dulu terlalu cepat mengambil kesimpulan. Dan hanya kerena masalah kecil aku bisa menghancurkan kepercayaanku terhadapnya. Melupakan ketulusan hatinya. âRei-chan apa kamu telah ada di sana?â Tanya hikari membuyarkan setumpuk penyesalan itu. âEh iya, aku di sini.â âkamu mau ngomong apa sama aku?â tanya hikari. âMungkin memang sudah tidak bisa diubah. Namun jika kamu memberi kesempatan untukku, aku akan berubah jadi lebih baik. Maafkan aku karena aku lupa bahwa cintamu sanggat besar dan sekarang aku telah menghancurkannya. Maaf kan aku, hanya kata maaf yang bisa akukatakanâ. âRei kamu gak usah minta maaf. Kamu gak salah kok, kamu cemburu sama aku, ya itu wajar aja karena kamu cinta sama aku. Dan aku bahagia bisa ngerasain kamu bahagia karena kamu gak akan terjebak talam gelapnya duniaâ. âTapi sekarang kamu yang terjebak di dalamnyaâ. âTak apa sebentar lagi aku pasti juga akan mendapatkan pendonor untukku. Dan sekarang. Aku harap kamu akan mendapatkan yang lebih baik dari pada akuâ. âTapi Aku ingin mengulang semua nya dan memperbaikanya, bolehkah jika melanjutkan hubungan kita? Kita akan saling melengkapiâ. âaku tidak mau menjadi kekasihmuâ Jawab hikari dengan tegas. âApakah aku seburuk itu di matamu? Sangat bersalahkah diriku?â. âRei-chan atau anak kesayangan yang sering dipanggil oshi-chan aku tidak mau menjadi kekasihmu tapi aku mau menjadi pendamping hidupmu. Dari semua yang pernah datang. Aku belajar bagaimana caranya menggenggam tangan. sedang dari semua yang memilih pergi, aku ingin belajar untuk bisa mencintai lagi. Dihari ini aku bersamamu. Bolehkah aku mencintaimu dan menjagamu, untuk seumur hidupku. Aku ingin benar-benar memilikimu.â âAku tidaklah lebih baik dari semua wanita yang pernah mencoba masuk dalam kehidupanmu. Banyak hal salah dan yang buruk yang telah aku lakukan dimasa lalu. Namun entahlah, tiap kali aku ada di sampingmu. Selalu aku merasa ingin menjadi seseorang yang lebih baik, lebih baik dan lebih baik lagi. Terimakasih dan aku mau menjadi pendamping hidupmuâ. Cerpen Karangan Nerinda Ayu Sekar Arum Facebook Neerinda Ayu Sekar Arum Cerpen Dunia Mimpi merupakan cerita pendek karangan Nerinda Ayu Sekar Arum, kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya. "Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!" Share ke Facebook Twitter WhatsApp " Baca Juga Cerpen Lainnya! " Negara Api Masih Menyerang Oleh Latifah Nurul Fauziah Apakah kamu masih ingat ketika janji itu terucap di lorong sekolah meskipun mereka menyebutnya cinta monyet. Tapi banyak cinta monyet yang berakhir kepada pernikahan yang langgeng hingga detik ini. Hilang Dan Kembali Part 1 Oleh N Aprilia F Aku merindukan masa kanak-kanakku. Masa dimana aku hanya mengenal permen, balon dan mainan. Masa dimana lutut yang sakit karena terjatuh bukan hati. Simple sekali masa kanak-kanak. Perkenalkan namaku Imelda Bismillah Eonni Oleh Hardianti Kahar Aku seorang yang senang menjelajah dunia. Aku menyukai segala hal berbau keindahan. Aku suka foto sampai suatu hari perjalanan berhenti di Kota Seoul. Kota yang sangat diindamkan oleh adikku Sahabatku Cintaku Katakan Cinta Oleh Bastian Samosir âSudah menunggu lama tuan bawelâ suara itu menghentikan lamunanku memandangi langit sore penuh keindahan, Pandanganku yang begitu lepas tanpa hambatan apapun membuat jiwaku begitu tenang, dan dia yang aku Lighter Part 1 Oleh E Krish Ku temukan janji manis dari kumpulan kata-katanya, teduh dari gema suara baritonnya. Seperti gulali dari toko manisan di depan rumah, manisnya mengikat lidah. Seperti pohon besar menjulang tinggi di ââŹĹHai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?ââŹÂ "Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan loh, bagaimana dengan kamu?"
a Tema: Kebudayaan sebagai identitas bangsa b. Sudut pandang: Sudut pandang yang digunakan dalam cerpen "Balikui" yaitu sudut pandang orang ketiga (dia) sebagai pelaku utama.Terdapat pada kalimat:"Claudia Orenstein, pengajar teater Asia di perguruan tinggi negeri itu, meminta Wayan tampil sekitar satu jam."Boleh ngapain saja. Menari, menyanyi, menjelaskan sesuatu, membaca cerpen, yah
You're Reading a Free Preview Pages 7 to 9 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 13 to 23 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 31 to 46 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 51 to 55 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 60 to 63 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 68 to 80 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 85 to 87 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Page 94 is not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 98 to 101 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 105 to 119 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 127 to 141 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Page 146 is not shown in this preview.
Temayang di angkat dalam cerpen 2011 karya putu wijaya adalah harapan dan cita-cita di tahun yang akan datang. Hal tersebut dapat dilihat pada monolog tokoh utama dan dilihat dari segi percakapan aantar tokoh hingga akhir cerita. "AKHIR tahun membawa banyak hal yang sama. Jangan-jangan mimpi itu tidak sama, tapi berbeda, bahkan
Cerpen Karya Putu Wijaya. Putu wijaya merupakan salah satu cerpenis terkemuka bangsa indonesia. Putu wijaya, begitu nama yang lebih sering didengar oleh telinga. Cerpen Guru karya Putu Wijaya from Dari namanya ini dapat diketahui bahwa ia berasal dari keturunan bangsawan. Di hadapan sekitar tiga ratus mahasiswa di hunter college, new york, wayan harus bercerita tentang bali. Ia lahir tanggal 11 april 1944 di puri anom, tabanan, bali. Terpesona, Karena Waktu Tak Mau Cerpen Keadilan Karya Putu Guru Karya Putu Wijaya.âAkhir Tahun Membawa Banyak Hal Yang Memandang Takjub Pada Anak Yang Di Luar Pengamatannya Sudah Menjadi Gadis Jelita Itu. Terpesona, Karena Waktu Tak Mau Menunggu. Jumlah itu bertambah hingga dua kali lipat, yaitu menjadi lebih dari cerpen pada tahun 2014. Memandangi koran, melahap foto doktor termuda indonesia i gusti ayu diah werdhi srikandi ws, 27 tahun, mataku tidak berkedip. Putu wijaya merupakan salah satu cerpenis terkemuka bangsa indonesia. Menganalisis Cerpen Keadilan Karya Putu Wijaya. Tapi biasanya, setelah datang, ternyata juga sama. âkalau aku masih muda, aku akan datang kepadamu dan langsung melamar.â. Sastrawan indonesia yang sudah berusia 76 tahun ini memiliki nama asli i gusti ngurah taksu wijaya. Cerpen Guru Karya Putu Wijaya. Analisis cerpen guru karya putu wijaya. Saya sebagai bapak menasehati taksu, namun ia tetap pada keinginannya menjadi seorang guru. Seorang pengusaha muda indonesia mestinya dia menjadi anggota hipmi mencoba merebut peluang dengan gayanya yang sangat khas. âAkhir Tahun Membawa Banyak Hal Yang Sama. Cerpen cintaku jauh di komodo* karya seno gumira ajidarma Nama lengkapnya adalah i gusti ngurah putu wijaya. Ini harga diri kita sebagai bangsa. Ia Memandang Takjub Pada Anak Yang Di Luar Pengamatannya Sudah Menjadi Gadis Jelita Itu. Cerpen karya putu wijaya pendet âini bukan hanya masalah tari pendet. Putu wijaya, begitu nama yang lebih sering didengar oleh telinga. Ibu, lelaki sejati itu seperti apa?
PutuWijaya telah menulis karya sastra dalam jumlah yang besar, baik dalam bentuk drama, novel, cerpen, maupun puisi. Beberapa drama yang ditulis Putu Wijaya, antara lain, (1) Lautan Bernyanyi, 1967, (2) Anu, 1974, (3) Aduh, 1975; (4) Dag Dig Dug, 1976, (5) Edan, 1977, dan (6) Gerr, 1986. Cerpen suap karya Putu Wijaya patut untuk dibaca
83% found this document useful 24 votes84K views35 pagesDescriptionKumpulan Cerpen Putu WijayaCopyrightŠ Attribution Non-Commercial BY-NCAvailable FormatsPDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?83% found this document useful 24 votes84K views35 pagesKumpulan Cerpen Putu Wijaya You're Reading a Free Preview Pages 7 to 16 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 20 to 22 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 26 to 32 are not shown in this preview.
UBTU. 45wl1ersyo.pages.dev/61745wl1ersyo.pages.dev/73845wl1ersyo.pages.dev/59745wl1ersyo.pages.dev/6045wl1ersyo.pages.dev/30245wl1ersyo.pages.dev/1945wl1ersyo.pages.dev/6845wl1ersyo.pages.dev/65945wl1ersyo.pages.dev/40045wl1ersyo.pages.dev/62445wl1ersyo.pages.dev/2345wl1ersyo.pages.dev/33745wl1ersyo.pages.dev/49945wl1ersyo.pages.dev/43345wl1ersyo.pages.dev/235
cerpen mimpi karya putu wijaya